Kita tentu tahu bahwa pada siang hari terik matahari membuat air di kolam menjadi panas. Namun panas itu selama ini terbuang sia-sia dan tidak dimanfaatkan. Ternyata panas yang dihasilkan matahari pada suatu kolam dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Teknologi pembangkitan listrik menggunakan panas matahari yang diserap kolam ternyata hanya pengembangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perlu diketahui, PLTU menggunakan bahan bakar minyak atau gas alam untuk memanaskan air, sehingga air itu menguap dan memiliki suhu dan tekanan tinggi. Uap tersebut akan memutar turbin yang dihubungkan dengan generator. Pada Pembangkit Kolam Surya, digunakan cairan dengan titik didih 60o karena panas dari matahari tidak mampu memanaskan cairan seperti air sampai mencapai titik didihnya. Di cairan tersebut terlarut garam. Di ilmu kimia kita mengetahui bahwa pelarut akan lebih baik pada suhu yang lebih tinggi. Tujuan pemberian garam adalah agar cairan yang panas akan melarutkan lebih banyak garam sehingga memiliki gaya berat lebih besar dan berada di dasar kolam. Jika tidak ada garam, cairan dengan suhu tinggi akan berada di permukaan karena massa jenisnya mengecil dan cairan akan bertukar panas dengan udara. Cairan di dasar kolam yang memiliki suhu tinggi akan dialirkan dan uapnya dimanfaatkan untuk memutar turbin, sama seperti pada PLTU. Negara yang telah memanfaatkan teknologi kolam surya adalah Israel. Di sana dibangun kolam dengan luas 7000 meter persegi dengan dalam 2 meter. Kolam itu dapat menyuplai listrik 150 kW.
(sumber : http://www.netsains.com)
kontributor : Kevin Marojahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar