Selasa, 31 Agustus 2010

Mobil Melayang di Udara

Seringkali kita menjumpai ruas-ruas jalan yang sudah rusak, seperti kasar dan berlubang-lubang. Keadaan ini tentu sangat menggangu kenyamanan perjalanan, selain itu waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan tersebut menjadi lebih lama dan sedikit banyak mempengaruhi keadaan kendaraan kita sehingga lebih cepat mengalami kerusakan. Pemerintah maupun masyarakat juga kurang tanggap dalam menghadapi masalah seperti ini. Lantas apa yang bias kita lakukan sebagai seorang engineer dalam mengatasi hal tersebut.

Mungkin kita sempat berpikir atau menonton film yang menampilkan sebuah mobil dapat melayang di atas jalan raya. Apakah hal itu hanya mimpi atau imajinasi belaka? Ternyata tidak, buktinya mobil Transisi Terrafugia lulus pada uji coba terbang di Bandara Internasional Plattsburgh, Amerika Serikat. Mobil ini memiliki sayap yang terlipat ketika dijalankan sebagai mobil, memungkinkan untuk dapat dijalankan di jalan umum, kemudian mobil ini dapat mengembangkan sayapnya dan mengkonversikan dirinya menjadi pesawat dalam waktu 30 detik atau disebut dengan "roadable aircraft". Mobil yang memiliki dua kursi penumpang ini bisa terbang dengan kecepatan 185 kilometer per jam dengan jarak tempuh 740 kilometer dalam kondisi tangki bensin penuh. Mobil yang dapat terbang ini hanya memiliki panjang sekitar dua meter dengan sayap-sayapnya yang terlipat, sehingga memungkinkan untuk disimpan dalam garasi biasa.[1]


Memang mobil bernama Transisi Terrafugia ini telah mampu mengubah pemikiran banyak orang yang memimpikan mobil tersebut di dunia nyata. Namun, jika dilihat dari body-nya, mobil ini sangat tidak efisien jika dipakai di Indonesia sebab memiliki sayap yang lebar dan akan mengganggu keleluasaan jalan raya. Apalagi kondisi jalan-jalan di Indonesia banyak ditumbuhi pepohonan. Untuk mengendarai mobil ini juga harus memiliki keterampilan seperti seorang pilot pesawat terbang, walaupun ketinggiananya hanya beberapa meter saja tetap akan berbahaya. Selain itu, harga mobil ini sangat mahal yaitu US $ 194.000 atau sekitar Rp 1,75 milyar.

Jika Transisi Terrafugia menggunakan sayapnya untuk menerbangkan dirinya. Mungkin cara berikut ini perlu diperhatikan, yaitu dengan teknologi yang menggunakan sebuah batu yang bernama super conductor.



Pada suhu kamar atau suhu biasa benda ini berprilaku seperti layaknya batu biasa, tetapi jika suhunya di bawah 100 derajat celcius maka banda ini akan berubah menjadi semacam magnet, dan jika di rekatkan dengan magnet lain maka akan terjadi flux trap atau medan magnet yang terperangkap sehingga akan terbentuk jarak sekian centimeter antara kedua magnet tersebut dan menimbulkan gaya suspensi.


Jadi kalo jalan terbuat dari magnet semua dan mobil terbuat dari super conductor maka tinggal memakai bahan bakar nitrogen cair agar dapat menurunkan suhu dari super conductor dan mobil pun dapat melayang.[2]


Dengan cara di atas, body mobil bisa dibuat seperti layaknya mobil biasa atau tidak memiliki sayap. Selain itu, karena daya terbangnya tidak terlalu tinggi, pengendara mobil tidak perlu keahlian khusus seperti layaknya seorang pilot, cukup dengan pembiasaan diri. Coba bayangkan jika kita bisa mengendarai mobil yang tidak menyentuh tanah, pasti menjadi sesuatu yang bisa meningkatkan semangat kita untuk terus mengembangkan teknologi. Ingatlah ketika Allah melebihkan derajat manusia (Adam 'Alaihi Salam) diantara para malaikat-Nya, dikarenakan manusia memiliki akal pikiran yang harus kita gunakan untuk membuat bumi ini menjadi lebih baik. Dan pastinya, dengan cara itu kita bisa semakin melengkapi tugas kita sebagai khalifah di bumi-Nya. Ayo kita wujudkan mimpi tersebut!


Daftar Pustaka
[1] tekno.liputan6.com
[2] www.lintasberita.com


By: Setyo Wardoyo (18109035)

1 komentar:

  1. saya tantang ahli teknik elektro, kimia, komputer dll untuk terus berinovasi, ingat jika anda mau cepat kaya, ciptakan sesuatu, lau buat hak patennya, begitu banyak orang yang beli inovasi yang kamu buat, maka seketika itu juga kamu akan cepat jadi kayaraya...

    BalasHapus