Hampir semua mahasiswa ITB pernah menggunakan kendaraan umum di Bandung atau yang biasa disebut ANGKOT.
Kadang naik angkot bisa menjadi suatu uji emosi, apalagi jika angkot penuh sesak, ngetem lama sekali tanpa hasil, dan pengemudinya tidak berhati-hati.
Selain memperbaiki mental para pengemudinya, saya juga memberikan tawaran sistem yang dapat diimplementasikan dalam setiap angkot, sehingga mempermudah dan memperlancar transportasi angkot di Bandung.
Pertama mari kita bahas mengapa supir angkot umumnya mengemudi dengan tidak berhati-hati, angkot diisi sampai sesak, dan suka ngetem? Rupanya pengemudi angkot mengejar setoran, caranya mencari calon pelanggan sebanyak-banyaknya, tanpa tahu dimana calon pelanggan itu berada, sehingga mereka akan menunggu dengan penuh harap akan muncul calon penumpang kelak suatu saat nanti.
Inilah Solusi dari saya.
Sebuah sistem angkot yang menggunakan GPS dan dukungan dari provider kartu telepon genggam, yang disebut CACAT : Cistem Angkot CATelit (nama dapat berubah sewaktu-waktu ketika saya menemukan nama yang lebih tepat)
Sistem ini terdiri dari : GPS device pada tiap angkot, pusat jaringan antar angkot dan penumpang, serta layanan dari provider telepon genggam.
Cara kerjanya kira-kira seperti ini:
Andi adalah turis dari Kota J yang ingin pergi ke Bandung Electronic Center, dan ia sedang berada di Simpang Dago. Karena ia tidak tahu harus naik angkot apa di mana sampai mana dan turun di mana, Ia hanya perlu menggunakan HP nya. cukup tekan *angkot# maka akan muncul bantuan. Ia hanya perlu menuliskan daerah tujuannya.
Kemudian HPnya yang (mudah-mudahan) sudah memiliki fitur GPS, akan mengirimkan koordinat dan tujuannya ke pusat jaringan (PJ) angkot. PJ angkot kemudian akan secara otomatis mengirimkan data tersebut ke sebuah mobil angkot bewarna biru kuning hijau bertuliskan Sadang Serang Caringin yang masih bisa diisi oleh Andi. Di dalam mobil itu, layar GPS menunjukan sebuah titik merah lokasi Andi. Kemudian pengemudi tinggal mendekat ke Andi, saat angkot sudah dekat muncul tulisan di layar HP Andi : "Angkot anda untuk menuju BEC"
Andi dengan tenang menaiki angkot tersebut. Secara otomatis sebuah sensor di dalam angkot menghitung jumlah penumpang yang sudah ada di dalam, sehingga angkot itu tidak akan dihubungi untuk calon penumpang lagi sampai ada yang turun.
Setelah duduk, mobil tersebut segera melaju, 10 menit kemudian sampailah mobil itu di depan BEC, Layar di dalam mobil menunjukkan tulisan : "penumang turun di BEC"
pengemudi menghentikan mobil, dan menyerukan "BEC!" kemudian Andi turun dengan yakin.
Nyaman bukan?
Keuntungan dari sistem ini adalah :
1. Praktis
2. Angkot tetap bisa berhenti dimana-mana secara tidak tertib (harus diakui ini adalah salah satu keunggulan angkot)
3. Jika harus berganti angkot, handphone kita bisa menjadi petunjuk angkot mana saja yang harus dipakai.
4. Tidak tertutup kemungkinan muncul alternatif pilihan angkot, sehingga penumpang bisa menghindari macet atau alasan lain.
5. Jika supir tertib, bisa dijamin tidak ada lagi ngetem, sesak, atau ngebut, karena dengan GPS bisa dimonitor kecepatan angkot tersebut.
Kelemahan dari sistem ini adalah :
1. GPS masih cukup mahal
2. Belum semua handphone memiliki GPS
3. Bila Supir Angkot tetap bermental seperti saat ini, rasanya sia-sia saja.
Adityo Saputra
13209055
keren coy....dan gw cukup yakin bisa diwujudkan dalam waktu dekat...
BalasHapuslu harusnya masuk bagian PWK aja tuh :D
Mudah-mudahan bisa diwujudkan yaah! hahaha..
BalasHapus