Kamis, 19 Agustus 2010

Embedded System Bakal Kuasai Masa Depan TI



Sistem terintegrasi atau lebih dikenal dengan embedded system bakal menguasai dunia Teknologi Informasi (TI) masa depan. Setidaknya demikian yang terlihat di pameran TI paling bergengsi di Asia, Computex.

Intel misalnya. Raksasa semikonduktor ini tidak melulu mengedepakan teknologi prosesornya. Sistem embedded pun digarap Intel dengan mengembangkan apa yang disebut dengan sistem Intelligent Embedded. Sistem milik Intel ini dibagi dalam 6 besar sistem, yakni: Digital Signage, Gaming Concept, Realtime Automation, Retail/Electronic Cash Register, Solid State Drive (SSD), dan Home NAS.

Digital Signage sangat menarik. Papan iklan digital tembus pandang ini bukan cuma bisa menampilkan iklan namun juga bisa mengajak penikmat iklan untuk berpartisipasi mancari barang yang cocok. Hanya dengan menyentuh layar tranparan, calon pembeli bisa memesan atau melihat detail barang yang ditawarkan secara interaktif. Jika tertarik membeli, tinggal membayarnya dengan kartu kredit, dan barang pun langsung diatar ke rumah.

Microsoft juga tidak mau tertinggal. Bekerja sama dengan Intel, perusahaan milik Bill Gates ini turut membuat beragam perangkat embedded. Bedanya, Microsoft mengandalkan keahlian dasarnya dengan menanam sistem operasi Windows Embedded untuk perangkat pintarnya.

Jadi, jangan kaget jika suatu saat nanti pagar rumah Anda yang bisa membuka otomatis tersemat prosesor Intel di dalamnya. Atau bisa jadi mesin penjual minuman di bandara-bandara bisa akrab dengan pelanggannya berkat sistem operasi Windows Embedded.

Konsep Embedded System pada Mobil


SAN FRANSISCO - Pada tahun 2030-an, profesi sopir mungkin akan mulai tergusur. Pasalnya, sejumlah peneliti robotika saat ini sedang berlomba-lomba mengembangkan mobil terkendali otomatis yang dapat melalui jalanan-jalanan kota secara mandiri.
Mobil-mobil generasi awal akan dijajal kemampuannya dalam lomba the Grand Challenge yang digelar DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) pada bulan November. Mobil-mobil tersebut didesain tidak hanya terkendali otomatis, namun paham aturan lalu lintas bahkan memilih rute terdekat. Dalam lomba tersebut, mobil-mobil tersebut harus bersaing agar dapat melewati trafik lalu lintas jalanan yang didesain seperti sebuah jalanan kota.

Salah satu yang telah siap berlaga adalah mobil modifikasi tim Universitas Stanford, AS yang diberi nama Junior. Mobil dari jenis Volkswagen Passat 2006 ini direkayasa agar gas, rem, dan perpindahan giginya dapat dikendalikan melalui komputer. Perangkat global positioning system (GPS), radar, dan laser dipasang di sekitar badan mobil untuk memberitahu komputer lokasi dan posisi mobil terhadap benda-benda di sekitarnya.
"Hari ini kami dapat membiarkannnya melaju hingga 100 mil (sekitar 160 kilometer), tapi pada 2020 saya berharap akan mampu hingga seribu mil hingga satu juta mil," ungkap Sebastian Thrun, guru besar ilmu komputer dan teknik elektro di Universitas Stanford. Ia yakin pengembangan mobil robot akan bersaing ketat sejak tahun 2015 sebelum mencapai tahap komersial dan siap melewati jalanan kota sebenarnya.
Thrun memprediksi lompatan kemajuan dalam pengembangan kecerdasan buatan akan menghasilkan mobil otomatis tanpa sopir di jalanan pada tahun 2030. Bahkan, ia menambahkan, pada tahun 2030, kita akan melihat mobil-mobil otomatis bersaing kecepatan dengan mobil-mobil biasa di jalan tol. Ia sangat antusias dengan manfaat teknologi ini karena dapat membantu orang yang tidak dapat mengendarai mobil seperti para penyandang cacat.

Hanif Rizal

13209004



Tidak ada komentar:

Posting Komentar